Rabu, 30 Maret 2011

Jutaan Ulat Bulu "menyerang" Probolinggo

ulat bulu saja jika menempel di bagian tubuh manusia, pasti rasanya gatal sekali. Bagaimana jika jumlahnya ratusan hingga ribuang bertebaran di rumah, jalanan, hingga di lingkungan perkantoran dan sekolah?

Hal itulah yang dirasakan warga Kecamatan Tegal Siwalan dan Leces, Kab Probolinggo, Jawa Timur. Ribuan ulat bulu seolah serupa monster yang menakutkan warga setempat. Ulat-ulat tersebut menyerbu dedaunan di hampir semua pohon hingga tak tersisa, pohon-pohon itu seolah nampak sedang meranggas.

Parahnya, kawanan ulat bulu ini tak hanya menyerang tanaman hingga daun saja, mereka juga sudah menjalar ke rumah-rumah warga, bahkan masuk ke kamar tidur. Warga khawatir serangan ulat bulu semakin menjadi-jadi dan bertambah beringas.

Berbagai upaya membasmi ulat telah dilakukan. Mulai dengan cara manual, memunguti satu per satu lalu membakarnya. Hingga mencoba melibasnya dengan semprotan insektisida. Namun itu tak mempan, bahkan jumlah ulat tersebut semakin bertambah banyak.

Alhasil, jika hendak keluar rumah, warga harus menggunakan payung. Bukan untuk menghindari sengatan matahari, tetapi agar ulat bulu itu tidak jatuh ke kulit. Sebab, hampir semua warga di wilayah ini sudah mengeluhkan gatal-gatal akibat ulat bulu yang menempel ke kulit mereka.

Akibat Gunung Bromo

Warga setempat sempat menduga, bahwa ribuan yang menyerang 11 desa di dua kecamatan itu terkait dengan letusan Gunung Bromo. Namun, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Hasyim Ashari menjelaskan, ulat bulu tersebut muncul sebagai dampak perubahan cuaca.

Hasyim menjelaskan, cuaca peralihan antara musim hujan dan kemarau sangat mendukung bagi ulat untuk berkembang biak. Meski demikian belum ada penjelasan pasti mengapa baru kali ini serangan ulat terjadi.

"Satu induk betina bisa menghasilkan 200 sampai 300 telur, sehingga perkembangan serangga ini sangat cepat. Apalagi didukung dukung fase basah atau peralihan menuju musim hujan," paparnya.

Diperkirakan, dalam waktu 10 hari, ribuan ulat tersebut akan berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Tetapi ini akan menjadi persoalan lagi, jika mereka berubah menjadi kupu-kupu, dikhawatirkan akan menghasilkan telur yang menetaskan ulat-ulat bulu jauh lebih banyak. Warga berharap Dinas Pertanian bisa segera mengakhiri serangan ulat bulu ini.SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar